Analisis Penyimpangan
Sosial berdasarkan konsep IPS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pend.IPS di SD I
Program
Studi Pendidikan Guru SD
Disusun Oleh :
Isti Restu Annisa (063161111090)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SUKABUMI
( UMMI )
2013
1. Perilaku Menyimpang pada Anak
sekolah
Tawuran antar siswa SMA
70 dengan STM 712 Jakarta
tawuran
pelajar antar sekolah merupakan salah satu jenis kenakalan remaja yang menjadi
tradisi siswa di sekolah tersebut. Tawuran yang terjadi pada antar siswa SMA di
Jakarta ini bisa disebabkan karena berbagai factor, seperti :
a. Faktor keluarga
b. Baik buruknya rumah tangga atau
berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga.
c. Perlindungan lebih yang
diberikan orang tua.
d. Penolakan orang tua, ada
pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul tanggung jawab Sebagai ayah
dan ibu.
e. Pengaruh buruk dari orang
tua, tingkah laku kriminal dan tindakan asusila.
f. Faktor lingkungan sekolah
·
Jika dilihat dengan menggunakan
pembelajaran IPS :
Antropologi
:
dilihat dari unsur
kebudayaan yang sering muncul pada jiwa anak-anak sekolah pada zaman sekarang
ini yaitu gengsi- gengsi anak sekolah, sehingga mereka tidak ingin ada yang
melebihinya, menyainginya. Maka muncul lah rasa yang tidak enak dan berujung
dengan kekerasan melalui tawuran.
Sosiologi
:
factor lingkungan yang mendorong anak sekolah
mengikuti aksi tawuran disebabkan karena sosialisasi dengan orang-orang yang
berjiwa keras, sehingga anak-anak sekolah tersebut merasa tidak solidaritas
apabila tidak ikut dalam mendukung aksi tersebut.
Sejarah : tawuran
tersebut berasal dari kegiatan zaman dahulu yaitu identic dengan perang,
seperti perang untuk mempertahankan kemerdekaan, perang antar suku, perang
antar kerajaan. Itu semua merupakan contoh bentuk rasa nasionalisme dalam
membela Negara, dan ketentraman atau kedudukan dalam kerajaan. Sehingga terjadilah
perang yang pada masa sekarang sering terjadi pada anak-anak sekolah zaman
sekarang.
Ekonomi
:
pada factor ekonomi terkadang bisa terbagi
menjdi 2 faktor yaitu karena factor
ekonomi yang cukup berlebihan sehingga membuat anak menjadi berrtingkah laku
”Jagoan” dan tidak ingin ada yang merendahkannya atau bisa juga terjadi karena
aksi pemalakan uang berujung imbasnya
pada semua anak-anak sekolah untuk membalas dendam atau dengan istilah lain
karena rasa solidaritas yang berujung dengan tawuran.
Politik
:
karena aksi-aksi
politik bisa membuat tawuran, demo dan aksi
anarkis lainnya, yang disebabkan karena rasa kekecewaanakibat tidak
dapat menerima kekalahan baik dari segi apapun. Sehingga muncullah aksi-aksi
anarkis yang dilakukan anak-anak sekolah.
Psikologi
social :
tawuran tersebut dapat terjadi karena karakter
dan sikap yang ada pada diri-diri anak sekolah, misalnya adanya rasa
nasionalisme terhadap nama baik sekolahnya,adanya rasa solidaritas terhadap
teman-temannya.
·
Yang dapat diambil dalam aksi
tawuran ini adalah adanya rasa
nasioanalisme dan rasa solidaritas.
Untuk menanamkan rasa
nasionalisme dan rasa solidaritas dapat ditumbuhkan dengan:
1.
Kecintaannya terhadap bangsa dan Negara
yang tinggi
2.
Rasa senasib sepenanggungan disetiap
jiwa anak bangsa
3.
Bela Negara yang tertanam pada jiwa anak
bangsa
4.
Rasa solidaritas yang tinggi.
5.
Tegasnya
hukum dan aturan pemerintahan.
6.
memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
7.
Menyadari
bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
8.
Mengetahui
lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.
2. Anak jalanan yang melakukan
perilaku menyimpang (mengelem)
Anak
Jalanan itu identic pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di
jalanan,tetapi masih memiliki hubungan dengan keluarganya.
Banyak anggapan masyarakat terhadap anak jalanan yaitu anak-anak yang dinilai
asset untuk membantu peningkatan ekonomi keluarga, anak-anak di ajarkan bekerja
yang berakibat drop out dari sekolah, kebiasaan urbanisasi yang dilakukan oleh
orang tua sehingga di ikuti oleh anak-anak, dan ketidakserasian dalam keluarga
sehingga anak tidak betah tinggal dirumah/ lari dari keluarga.
Banyak
Faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi anak jalanan seperti anak yaitu
lari dari keluarga, disuruh bekerja baik putus sekolah maupun masih bersekolah,
berpetualang, bermain-main, di ajak teman.
Dalam
hal ini anak jalanan dapat menjadi korban dari kejahatan maupun sebagai pelaku
dari kejahatan itu sendiri. Karena tidak adanya perlindungan orang dewasa
ataupun perlindungan hukum terhadap anak-anak ini, menjadikan anak-anak
tersebut rentan terhadap kejahatan. Kejahatan bisa berasal dari sesama anak
anak itu sendiri, atau dari orang-orang yang lebih dewasa yang menyalahgunakan
mereka, contohnya seperti dalam film tersebut anak njalanan yang seharusnya
masih hidup dalam kasih sayAng orang tua, yang seharusnya menikmati masa
sekolah, tetapi ia terjebak di jalanan dan ia terjebak dengan menggunakan
obat-obat terlarang, namun karena ia tidak mampu untuk membeli dengan obat-
obat terlarang yang mahal, ia pun menggunakan lem (aibon) yang mengandung zat
berbahaya apabila di hirup oleh hidung.
·
Jika di lihat menggunakan pembelajaran
IPS :
Antropologi
:
dunia jalanan yang
kejam jyang membuat mereka terjebak dalam perilaku-perilaku menyimpang seperti
itu. Kebiasaan yang terjadi pada dunia anak jalanan mayoritas negative, bahkan
anak-anak yang baru terjun pun pada jalanan, ia akan terjebak dengan kebiasaan
negative tersebut, karena jika mereka tidak mengikuti, mereka biasanya mendapat ejekan sehingga meraka pun
terjebak didalamnya
Sosiologi
:
faktor lingkungan dan
interaksi dengan orang-lorang yang mengkonsumsi barang-barang terlarang seperti
itu, banyaka anak jalanan yang dipaksa hingga ia terjebak mengkonsumsi
barang-barang tersebut, yang berawal dari interaksi yang terjadi terus menerus.
Ekonomi
:
anak-anak yang
berekonomi kurang sehingga meraka harus terjebak dalam kehidupan anak jalanan
dengan kehidupan yang kejam memaksa mereka untuk memenuhi kebutuhannya.
Kebiasaan meraka mengkonsumsi barang-barang terlarang, tetapi mereka tidak
mempunyai uang untuk membelinya, sehingga mereka menggunakan lem untuk memenuhib
kebutuhannya tersebut, atau istilahnya dalah mengelem ( lem yyang dihisap lewat
hidup yang merusak jaringan otak )
Psikologi
social :
anak-anak jalanan yang seharusnya mendapatkan
pendidikan yang mereka butuhkan, tetapi meraka harus sudah mencari uang dengan
menjadi anak jalanan, itu akan merubah karakter anak. Karena tugas perkembangan
anak tersebut aknak terhambat, bahkan anak seusia mereka harusnya masih
membutuhkan bimbingan dengan baik, tetapi tidak dengan mereka, sehingga tidak
sedikit yang terjebak dalam perilaku menyimpang seperti mengelem dan perilaku
menyimpang lainnya.
Cara
untuk menanggulangi anak-anak jalanan
. 1.
Bantuan Pendidikan
Kita dapat membantu
mereka dalam pendampingan bimbingan belajar, memberikan kesempatan mereka
untuk sekolah lagi, dan belajar seperti anak-anak lainnya seusia dengannya.
2.
Bantuan Kesehatan
Dengan latar belakang
pendidikan yang rendah serta lingkungan yang tidak sehat mengakibatkan mereka
rentan dengan sakit penyakit. Pada kondisi sekarang mereka bukanlah tidak
memiliki uang untuk berobat namun kesadaran akan mahalnya kesehatan sangat
rendah dalam lingkungan mereka.
3. Rehabilitasi
Memberikan bantuan
dengan rehabilitasi sesuai dengan usianya, agar ia tidak terus-terusan
tergantung dengan barang-barang tertentu (lem) agar bisa dipulihkan kembali
dengan diberikan keterampilan agar ia bisa menciptakan kreatifitas dan
berkarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar